Senin, 15 Juni 2015

Rahasia Beli Rumah dengan Harga Murah


     
Beli rumah atau menjadi tajir secara halal itu gampang, mengapa mesti gunakan kiat haram?
aku bakal menunjukkan macam mana satu orang mampu membuat ketajiran dgn kiat gampang & halal asal tahu caranya. Bersama belajar tulisan ini baik-baik. Kamu mampu meraih keuntungan yg tidak terhingga banyaknya. Namun janji ya, 5% dari keuntungan bakal kamu sedekahkan. Aku jamin ketajiran kamu justru bakal bertambah..hahahahaha… amin..

Tulisan ini memang lah yaitu materi baru yg belum ada di toko buku manapun lantaran murni berasal dari penelusuran penulis yg dikumpulkan dari para ahli-ahli yg baik hati dikarenakan ingin memberikan pengalaman & ilmunya buat di sharing ke orang yg pastinya belum mempunyai rumah & belum menikmati menjadi tajir harta.


Okelah kita sejak mulai, rumah/tanah yakni investasi yg baik lantaran harganya condong naik sepanjang kala. Kebanyakan orang berinvestasi rumah buat kebutuhan jangka panjang. Menunggu harga pasaran naik baru dipasarkan, proses itu perlu disaat yg lama & bertahun-tahun. Keburu lanjut umur, sakit-sakitan hasilnya tak sanggup menikmati akhirnya.
Macam Mana seandainya ada kiat buat meraih keuntungan berlipat tidak dengan proses menunggu lama seperti itu? Menarik bukan?..hmmm..

Gimana rasanya kalau seketika sesudah kita beli, rumah tersebut telah mampu kita menjual dgn keuntungan 50%-100%?...How…? Walau orang tidak jarang berkata menyangkut “harga pasaran”, sesungguhnya harga properti itu tak ada standardnya tidak sama dgn komoditas lain seperti rokok, beras, susu, emas, dll yg telah ada harga standartnya, harga property amat bergantung kepada situasi & kondisi(sikon).

Nah, utk meraih hasil yg fantastis pasti tak sanggup didapatkan secara yg biasa-bias saja. Butuh kiat yg mengagumkan pun, kita tidak ingin bisa saja mampu membeli rumah dgn harga semurah-murahnya bersama membelinya dari developer atau dari penduduk umum anggaplah business properti itu seperti permainan. Sehingga siapa yg paling menguasai aturan bermain, dialah yg dapat memenangkannya.

Kuncinya disini yakni bagaimanakah kita mampu membeli rumah bersama harga semurah barangkali?
jawabannya merupakan pihak yg sedang kepepet perlu duit atau pihak yg terikat terhadap aturan tertentu utk jual dengan cara murah, nah.. hingga disini solusinya gampang bukan? kita tinggal menunggu di UGD siapa tahu ada orang sekarat yg perlu dana buat operasi. Dgn wajah innocent kita mampu tanyakan terhadap pihak keluarga : “pingin menjual rumah atau mati pak?” atau kita dapat ngetem di Pengadilan Agama, siapa tahu ada pasangan yg ingin bercerai & cepat urus harta gono gininya

Ke-2 trik di atas benar-benar betul ada yg mempraktekkan, namun pastinya nampak kurang manusiawi. Tdk pantas dilakukan! Sebab seperti menari di penderitaan orang lain. Lantas di mana kita dapat meraih rumah bersama harga nomor wahid murah tersebut? Jawabannya yaitu di BANK!...aku ulangi lagi BANK bukan di Fb.. hahahahhahahaha (kesel liat kebodohan org yang dikit-dikit ngadu ke Fb).

Dari pengalaman para ahli yg memberikan kanurangan ini, nyata-nyatanya senantiasa saja ada kasus credit tertahan di bank manapun di semua daerah. ga ada bank yg tiada credit macetnya!
Tetapi pasti saja kita tak dapat sekonyong2 koder datang ke bank tersebut dulu menanyakan berkaitan credit macetnya. Tentu bakal dijawab tak ada atau lebih ekstrimnya di usir satpam… hahahah… Dulu gimana kiat bakal beritanya? Nah… anda sanggup menjalin interaksi dgn marketing credit bank atau bersama bidang kolektor bank tersebut, ayo..cari rekan, saudara atau doi kamu yg berprofesi seperti yg aku catat itu.. hehehehehe..(saran dari sohib aku Roman Virgo : ajaklah mereka makan, sebab kelemahan orang melayu itu diberi makan tentu nurut)

Dulu pertanyaannya, kenapa kita dapat meraih rumah dgn harga murah dari credit tertahan di bank? Apa bank sedemikian bodohnya? Hmmmm aku rasa sih tak. Jawabannya ialah dikarenakan aturan-aturan perbankan & pun hukum memang lah sangat sering memaksa mereka menjual murah. Utk lebih enteng mempelajarinya, sebaiknya kita serentak masuk ke satu buah sample kasus saja, simak & saksikan ya..
·
Pak Oyot membeli rumah senilai 300jt dgn dibiayai oleh Bank A buat termin credit sewaktu 10 thn, sesudah 5 thn credit terjadi tiba-tiba ekonomi Pak Oyot mengalami masalah. Apa kira-kira yg dapat berjalan kepada rumah Pak Oyot tersebut?

Pasti tidak sedikit yg berpikir apabila tertahan sehingga pihak Bank bakal juga merta menyita rumah tersebut. Kenyataannya tak seperti itu coiiii..!!! Bank atau siapapun tak diperbolehkan menyita properti yg jadi jaminan pinjeman. Menjadi hati-hati meminjamkan duit dgn jaminan sertifikat ya! Yg akan dilakukan oleh pihak Bank pada debitur yg cekak merupakan meminta hubungan kerja mereka buat jual sendiri rumah tersebut dengan cara gemar rela, rata-rata sih Bank berikan tenggang dikala tertentu sebelum masuk proses lelang. Ini aturan yg mesti ditaati oleh bank manapun di Negeri ini. Dari hasil penjualan tersebut, sebahagian bakal diambil pihak bank buat melunasi hutang-hutangnya, sebahagian sisanya merupakan hak dari debitur. Tetapi disinilah persoalannya. Rumah bukanlah modal yg likuid (gampang dipasarkan), jual rumah tidaklah semudah jual emas, di samping itu persoalan amat sering dipersulit dgn sikap greedy/serakah si debitur tertahan ini. Pihak debitur tidak jarang menghambat dgn berharap harga menjual yg tinggi utk rumahnya.. yah iyalah..hahahhaha seluruh orang gak ingin rugi sifat manusia coiii… Di satu sudut pihak Bank pun tidak jarang memperkeruh kondisi dgn trick mengintimidasi debitur dgn ancaman menyita atau lelang çteknik bank .. Inilah sebabnya kenapa tidak sedikit kasus credit tertunda yg “terpaksa” mesti masuk proses lelang

Proses lelang ini harusnya dihindari sebab dapat merugikan seluruhnya pihak, baik debitur ataupun kreditur. Kenapa begitu? Dari segi peminjam. Jikalau rumahnya mesti hingga masuk proses lelang, sehingga resikonya yakni sbb :
A) Efek Psikologis, debitur bakal merasa malu kepada keluarga atau tetangganya seandainya rumahnya hingga dilelang

B) tak ada kebijakan pemotongan hutang dari pihak Bank. Lantaran debitur yg hingga masuk proses lelang dianggap tak kooperatif oleh pihak Bank

Butuh diingat bahwa apabila hingga proses lelang, hutang debitur bakal membengkak sebab ada bunga yg berbunga & pula tidak lupa dendanya

C) Kalau hasil lelang rumah tersebut terjual lebih rendah dari hutangnya sehingga hutang debitur masihlah dianggap belum lunas oleh pihak Bank

Point C di atas amat sangat menakutkan bagi debitur terhenti. Bayangkan, rumah telah hilang tetapi hutang belum lunas serta

Dari segi Bank juga proses lelang bukanlah opsi yang ternama krn mengandung resiko2 sbb :

A) Semakin lama satu buah credit tertahan terselesaikan bakal menaikkan tingkat NPL (Non Performing Loan) Bank tsb

B) Dibutuhkan diwaktu & budget yg banyak utk masuk ke proses lelang spt; proses pengadilan, pengumuman lelang, dll

Jika prosedur tersebut tak dipenuhi oleh pihak Bank sehingga mereka justru sanggup dituntut balik oleh si debitur tertahan. Belum lagi upeti-upeti yg mesti dikeluarkan bank dalam proses pengadilan ataupun proses lelang itu sendiri

C) Jarang ada propety yg laku terjual kepada proses lelang perdana. Kenapa begitu? Krn ada keputusan yg mengharuskan bank utk menetapkan limit lelang tepat harga penilaian wajar dari appraisal independen

Terkecuali itu pembelian lewat lelang pun tak sanggup dilakukan dgn pembiayaan bank. Mesti kontan! Menjadi apabila kita mau beli melalui lelang selayaknya membeli kepada lelang ke 2, kenapa..? Lantaran ehh dikarenakan harganya bakal terjun bebas coiii…. Namun kudu diingat, mesti siapkan duit kontan!!! Utama juga utk ketahuan bahwa dalam urusan credit terhenti, umumnya bank lakukan aksi “Write Off”
Write Off merupakan penghapusan hutang dari pembukuan. Write off tidak jarang dilakukan untuk memperbaiki/mempercantik neraca keuangan. Sesudah proses write off ini sehingga berapapun duit yg di terima dari jaminan tesebut bakal dianggap juga sebagai keuntungan pihak bank. Menjadi terang disini bahwa bank tak mempunyai kebutuhan utk jual dgn harga tinggi jaminan tersebut tapi lumayan kembali hutang pokoknya saja

Nah, lantaran kerepotan campur ruwet kayak tertahan di Jakarta jika jam pulang kantor, sehingga kita sanggup meminta terhadap Bank utk memberikan beraneka ragam keringanan & potongan.
Ketentuannya rumah mesti terjual sebelum tenggat disaat proses lelang (tenggat kala inipun mampu dinego jikalau kita serius ingin beli). Menjadi point-nya disini baik pihak Bank ataupun debitur sama-sama takut apabila masuk ke proses lelang. Disinilah kita dapat "bermain"
Waktu Ini kita masuk ke sektor paling krusial dari proses ini. Sesudah mendapat informasi menyangkut nasabah yg kreditnya terhenti tersebut kita sanggup hubungi yg bersangkutan. Kita bertanya, berapa rumah tersebut bakal dipasarkan. Sampaikan saja bahwa kita telah akan berita bahwa rumah itu langsung dapat dilelang bank. Sampaikan juga efek yg dapat dihadapi debitur jika rumah tersebut hingga masuk ke proses lelang.
Proses ini mesti dilakukan oleh dibitur sendiri lantaran kitat tak dapat meminta pihak bank berikan spesifikasinya hutang orang lain. Sesudah ada sikap hubungan kerja dari debitur ajaklah debitur buat meminta terhadap pihak bank uraian kreditnya
Sesudah mengetahui spesifikasinya hutangnya kita mampu meminta appraisal independent (team penilai property) buat tentukan harga rumah tersebut. Apabila selisih hasil penilaian pihak appraisal & gede sisa hutang pokoknya pass akbar sehingga properti tersebut pantas ditindak lanjuti. Tata Cara : Hasil penilaian appraisal pada rumah tersebut tak boleh ketahuan oleh debitur. Cuma kita & Tuhan saja yg boleh tahu.
Dalam kasus Pak Oyot di atas tadi, sesudah 5 thn mencicil pasti hutang pokoknya menyusut. Di Samping itu harga rumahnya serta telah naik. Anggap saja sisa hutang pokoknya tinggal 200jt sedangkan harga properti tsb kala ini mjd 550jt. Sehingga ada selisih yg pass lebar disini.
Jikalau Pak Oyot bersikeras jual rumahnya bersama harga pasar, pasti perlu proses lama utk menjualnya. Keburu dilelang. Namun kita pula tak boleh semena-mena menekan debitur demi keuntungan pribadi. Tanyakan saja apa angan-angan pak Oyot dalam proses ini. Di alusin dikit coii.., pendekatannya..

Dalam keadaan tak ada pilihan rata-rata debitur dapat pass bahagia seandainya dirinya dapat meraih “cash back” atas rumahnya tersebut
Anggap saja pak Oyot perlu “cash back” 100jt atas rumah tersebut sehingga kita dapat membeli rumah senilai 550jt cuma bersama harga 300jt saja!
Kalo dapat Pak Oyot kita ajak bernegosiasi utk menurunkan harapannya itu. Sambil ingatkan lagi berkenaan resikonya kalau hingga lelang. Menjadi kuncinya disini bukan berkaitan berapa harga rumah yg bakal kita beli namun berapa tunai back yg di harapkan debitur.

Kalau Pak Oyot terlampaui serakah kita tinggalkan saja. Sampaikan kepada dia lebih baik kita beli di lelang saja. Mampu lebih murah. Yang Merupakan orang awam kebanyakan Bank membodohi pak Oyot bersama kewajiban terlampaui tinggi yg mesti dibayarkan oleh pak Oyot
Bank tak dapat pula merta memotong bunga & denda hutang pak Oyot tidak dengan adanya negosiasi. Utk kasus pak Oyot tersebut barangkali kewajiban yg mesti dibayarkan jadi se gede 350jt (hutang pokok + bunga berbunga + denda)

Sesudah ada kata sepakat barulah kita dgn pak Oyot menghadapi bank buat berjuang menghapus bunga & denda. Kita ajarkan terhadap Pak Oyot utk menyampaikan terhadap pihak bank bahwa cuma ingin jual rumahnya jikalau bank bersedia menghapus semua bunga & denda
Dari penuturan para ahli yg baik hati. Senantiasa berjalan proses negosiasi yg sengit bersama pihak bank terhadap step ini… kayak duel bola Indonesia Vs Malaysia…saling tekel, sikat & sikut coiii…
Asalkan kamu tahu betul kelemahannya tentulah menang dalam negoisasi tersebbut, lantaran betapa beratnya bank kalau mesti masuk proses lelang

Kunci negosiasi : “Selama kita tak takut kalah sehingga kita dapat tidak jarang menang” Kalau kita takut kalah sehingga kita bakal senantiasa mengalah” beuhhh.. itu teknik para negosiator ulung..

Sampaikan pun terhadap pihak bank efek seandainya hingga masuk proses lelang. Sampaikan tak ada orang yg ingin beli terhadap lelang perdana & sampaikan juga bahwa bagaimanapun kita bakal konsisten sanggup membeli rumah tersebut tetapi terhadap lelang ke-2, di mana bank pasti bakal rugi akbar
Rata Rata sih pihak bank bakal membantah kita. Tapi percayalah sesungguhnya mereka takut pula. Ini cuma sektor dari teknik negosiasi

Menjadi kuncinya disini ialah kebolehan kita bernegosiasi bersama pihak bank & meyakinkan pak Oyot utk mempercayai kita.

Nyaris seluruh properti para ahli semua didapatkan denga kiat ini. Ada property senilai 3,3M yg dibeli seharga 1,7M bersama trik mirip seminggu sesudah didapatkan properti tersebut dipasarkan dengang iklan seperti ini :
“Jual Rugi! Rumah kost2-an senilai 3,3M cuma seharga 2,5M. BU banget, terbelit hutang!”

Alhasil cuma dalam 2 pekan rumah tersebut terjual seharga 2,5M tidak dengan nego. Seluruh suka! Makin tinggi harga property yg kita incar, makin akbar serta selisih atau potensi untung yg kita temukan
Bahhh.., itu kan cuma dapat dilakukan orang tajir saja, gimana bersama mereka yg tak punyai duit tunai? Siapa bilang mesti gunakan duit tunai

Proses pembelian rumah credit tertunda ini sanggup dilakukan bersama KPR dari bank lain. Istilahnya “Take over credit” coiiii paham…???

Siapapun mampu melakukannya. Pass bersama aset ilmu ini kita mampu hidup denga pass patut. Tetap ingin menjadi karyawan? Terlebih menjadi karyawan Televisi Pay bukan yg lain itu…upssss…!!

Penduduk mesti tahu bahwa bank sekalipun tak boleh menyita jaminan. Mesti lewat pengadilan lantaran sita marita itu masuk dalam hukum perdata. Tetapi seringnya bank nakut-nakuti dgn mengirim beberapa orang kayak gorilla ke rumah, ingat & jangan sampai takut apabila ada perbuatan yg merugikan kita dari para gerombolan gorilla itu sehingga laporkan kepada yg berwajib lantaran aksi merugikan itu telah masuk dalam ranah hukum pidana. Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat bagi pembaca sekalian biar jadi modal aku kelak di sorga…hahahahaha… Amien..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Google+ Followers