Beli rumah atau
menjadi tajir secara halal itu
gampang,
mengapa mesti gunakan kiat haram?
aku bakal menunjukkan
macam mana satu orang mampu membuat ketajiran dgn kiat gampang & halal asal tahu caranya.
Bersama belajar tulisan ini baik-baik.
Kamu mampu meraih keuntungan
yg tidak terhingga
banyaknya.
Namun janji ya, 5% dari keuntungan
bakal kamu sedekahkan.
Aku jamin
ketajiran kamu justru
bakal bertambah..hahahahaha… amin..
Tulisan ini
memang lah yaitu materi baru
yg belum ada di toko buku manapun
lantaran murni berasal dari penelusuran penulis
yg dikumpulkan dari para ahli-ahli
yg baik hati
dikarenakan ingin memberikan pengalaman
& ilmunya
buat di
sharing ke orang
yg pastinya belum
mempunyai rumah
& belum menikmati
menjadi tajir harta.
Okelah kita
sejak mulai, rumah/tanah
yakni investasi
yg baik
lantaran harganya
condong naik sepanjang
kala.
Kebanyakan orang berinvestasi rumah
buat kebutuhan jangka panjang. Menunggu harga pasaran naik baru
dipasarkan, proses itu
perlu disaat yg lama
& bertahun-tahun. Keburu
lanjut umur, sakit-sakitan
hasilnya tak sanggup menikmati
akhirnya.
Macam Mana seandainya ada
kiat buat meraih keuntungan berlipat
tidak dengan proses menunggu lama seperti itu? Menarik bukan?..hmmm..
Gimana rasanya
kalau seketika
sesudah kita beli, rumah tersebut
telah mampu kita
menjual dgn keuntungan 50%-100%?...How…?
Walau orang
tidak jarang berkata menyangkut “harga pasaran”, sesungguhnya harga properti itu
tak ada standardnya
tidak sama dgn komoditas lain seperti rokok, beras, susu, emas, dll
yg telah ada harga standartnya, harga property
amat bergantung
kepada situasi
& kondisi(sikon).
Nah,
utk meraih hasil
yg fantastis pasti tak sanggup didapatkan
secara yg biasa-bias saja.
Butuh kiat yg mengagumkan pun, kita
tidak ingin bisa saja mampu membeli rumah
dgn harga semurah-murahnya
bersama membelinya dari developer atau dari
penduduk umum anggaplah
business properti itu seperti permainan.
Sehingga siapa
yg paling menguasai aturan
bermain, dialah
yg dapat memenangkannya.
Kuncinya disini
yakni bagaimanakah kita
mampu membeli rumah
bersama harga semurah
barangkali?
jawabannya
merupakan pihak
yg sedang kepepet
perlu duit atau pihak
yg terikat
terhadap aturan tertentu
utk jual dengan cara murah, nah..
hingga disini solusinya
gampang bukan? kita tinggal menunggu di UGD siapa tahu ada orang sekarat
yg perlu dana
buat operasi.
Dgn wajah innocent kita
mampu tanyakan
terhadap pihak keluarga : “pingin
menjual rumah atau mati pak?” atau kita
dapat ngetem di Pengadilan Agama, siapa tahu ada pasangan
yg ingin bercerai
& cepat urus harta gono gininya
Ke-2 trik di atas benar-benar betul ada
yg mempraktekkan,
namun pastinya nampak kurang manusiawi. Tdk
pantas dilakukan!
Sebab seperti menari di penderitaan orang lain. Lantas
di mana kita
dapat meraih rumah
bersama harga
nomor wahid murah tersebut? Jawabannya
yaitu di BANK!...
aku ulangi lagi BANK bukan di
Fb.. hahahahhahahaha (kesel liat kebodohan org
yang dikit-dikit ngadu ke
Fb).
Dari pengalaman para ahli
yg memberikan kanurangan ini,
nyata-nyatanya senantiasa saja ada kasus
credit tertahan di bank manapun di
semua daerah.
ga ada bank
yg tiada credit macetnya!
Tetapi pasti saja kita
tak dapat sekonyong2 koder datang ke bank tersebut
dulu menanyakan
berkaitan credit macetnya.
Tentu bakal dijawab
tak ada atau lebih ekstrimnya di usir satpam… hahahah…
Dulu gimana kiat bakal beritanya? Nah…
anda sanggup menjalin
interaksi dgn marketing
credit bank atau
bersama bidang kolektor bank tersebut, ayo..cari
rekan, saudara atau
doi kamu yg berprofesi seperti
yg aku catat itu.. hehehehehe..(saran dari
sohib aku Roman Virgo : ajaklah mereka makan,
sebab kelemahan orang melayu itu
diberi makan
tentu nurut)
Dulu pertanyaannya,
kenapa kita
dapat meraih rumah
dgn harga murah dari
credit tertahan di bank? Apa bank sedemikian bodohnya? Hmmmm
aku rasa sih
tak. Jawabannya
ialah dikarenakan aturan-aturan perbankan
& pun hukum
memang lah sangat sering memaksa mereka
menjual murah.
Utk lebih
enteng mempelajarinya, sebaiknya kita
serentak masuk ke
satu buah sample kasus saja, simak
& saksikan ya..
·
Pak Oyot
membeli rumah senilai 300jt
dgn dibiayai oleh Bank A
buat termin
credit sewaktu 10
thn,
sesudah 5
thn credit terjadi tiba-tiba ekonomi Pak Oyot mengalami masalah. Apa kira-kira
yg dapat berjalan kepada rumah Pak Oyot tersebut?
Pasti tidak sedikit yg berpikir
apabila tertahan sehingga pihak Bank
bakal juga merta menyita rumah tersebut. Kenyataannya
tak seperti itu coiiii..!!! Bank atau siapapun
tak diperbolehkan menyita properti
yg jadi jaminan
pinjeman.
Menjadi hati-hati meminjamkan
duit dgn jaminan sertifikat ya!
Yg akan dilakukan oleh pihak Bank
pada debitur
yg cekak
merupakan meminta
hubungan kerja mereka
buat jual sendiri rumah tersebut
dengan cara gemar rela,
rata-rata sih Bank
berikan tenggang
dikala tertentu sebelum masuk proses lelang. Ini aturan
yg mesti ditaati oleh bank manapun di
Negeri ini. Dari hasil penjualan tersebut,
sebahagian bakal diambil pihak bank
buat melunasi hutang-hutangnya,
sebahagian sisanya
merupakan hak dari debitur.
Tetapi disinilah persoalannya. Rumah bukanlah
modal yg likuid (
gampang dipasarkan),
jual rumah tidaklah semudah
jual emas,
di samping itu persoalan
amat sering dipersulit
dgn sikap greedy/serakah si debitur
tertahan ini. Pihak debitur
tidak jarang menghambat
dgn berharap harga
menjual yg tinggi
utk rumahnya.. yah iyalah..hahahhaha
seluruh orang gak
ingin rugi sifat manusia coiii… Di satu
sudut pihak Bank
pun tidak jarang memperkeruh
kondisi dgn trick mengintimidasi debitur
dgn ancaman menyita atau lelang çteknik bank .. Inilah sebabnya
kenapa tidak sedikit kasus
credit tertunda yg “terpaksa”
mesti masuk proses lelang
Proses lelang ini
harusnya dihindari
sebab dapat merugikan
seluruhnya pihak, baik debitur
ataupun kreditur.
Kenapa begitu? Dari
segi peminjam.
Jikalau rumahnya
mesti hingga masuk proses lelang,
sehingga resikonya
yakni sbb :
A)
Efek Psikologis, debitur
bakal merasa malu
kepada keluarga atau tetangganya
seandainya rumahnya
hingga dilelang
B)
tak ada kebijakan pemotongan hutang dari pihak Bank.
Lantaran debitur
yg hingga masuk proses lelang dianggap
tak kooperatif oleh pihak Bank
Butuh diingat bahwa
apabila hingga proses lelang, hutang debitur
bakal membengkak
sebab ada bunga
yg berbunga
& pula tidak lupa dendanya
C)
Kalau hasil lelang rumah tersebut terjual lebih rendah dari hutangnya
sehingga hutang debitur
masihlah dianggap belum lunas oleh pihak Bank
Point C
di atas amat sangat menakutkan bagi debitur
terhenti. Bayangkan, rumah
telah hilang
tetapi hutang belum lunas
serta
Dari
segi Bank
juga proses lelang bukanlah opsi
yang ternama krn mengandung resiko2 sbb :
A)
Semakin lama
satu buah credit tertahan terselesaikan
bakal menaikkan tingkat NPL (Non Performing Loan) Bank tsb
B) Dibutuhkan
diwaktu & budget yg banyak utk masuk ke proses lelang spt; proses pengadilan, pengumuman lelang, dll
Jika prosedur tersebut
tak dipenuhi oleh pihak Bank
sehingga mereka justru
sanggup dituntut balik oleh si debitur
tertahan. Belum lagi upeti-upeti
yg mesti dikeluarkan bank dalam proses pengadilan
ataupun proses lelang itu sendiri
C) Jarang ada propety
yg laku terjual
kepada proses lelang
perdana.
Kenapa begitu? Krn ada
keputusan yg mengharuskan bank
utk menetapkan limit lelang
tepat harga penilaian wajar dari appraisal independen
Terkecuali itu pembelian
lewat lelang
pun tak sanggup dilakukan
dgn pembiayaan bank.
Mesti kontan!
Menjadi apabila kita
mau beli
melalui lelang
selayaknya membeli
kepada lelang ke 2,
kenapa..?
Lantaran ehh
dikarenakan harganya
bakal terjun bebas coiii….
Namun kudu diingat,
mesti siapkan
duit kontan!!!
Utama juga utk ketahuan bahwa dalam urusan
credit terhenti,
umumnya bank
lakukan aksi “Write Off”
Write Off
merupakan penghapusan hutang dari pembukuan. Write off
tidak jarang dilakukan
untuk memperbaiki/mempercantik neraca keuangan.
Sesudah proses write off ini
sehingga berapapun
duit yg di terima dari jaminan tesebut
bakal dianggap
juga sebagai keuntungan pihak bank.
Menjadi terang disini bahwa bank
tak mempunyai kebutuhan utk jual dgn harga tinggi jaminan tersebut
tapi lumayan kembali hutang pokoknya saja
Nah,
lantaran kerepotan campur ruwet kayak
tertahan di Jakarta
jika jam pulang kantor,
sehingga kita
sanggup meminta
terhadap Bank
utk memberikan
beraneka ragam keringanan
& potongan.
Ketentuannya rumah
mesti terjual sebelum tenggat
disaat proses lelang (tenggat
kala inipun
mampu dinego
jikalau kita serius
ingin beli).
Menjadi point-nya disini baik pihak Bank
ataupun debitur sama-sama takut
apabila masuk ke proses lelang. Disinilah kita
dapat "bermain"
Waktu Ini kita masuk ke
sektor paling krusial dari proses ini.
Sesudah mendapat
informasi menyangkut nasabah
yg kreditnya
terhenti tersebut kita
sanggup hubungi
yg bersangkutan. Kita
bertanya, berapa rumah tersebut
bakal dipasarkan. Sampaikan saja bahwa kita
telah akan berita bahwa rumah itu
langsung dapat dilelang bank. Sampaikan
juga efek yg dapat dihadapi debitur
jika rumah tersebut
hingga masuk ke proses lelang.
Proses ini
mesti dilakukan oleh dibitur sendiri
lantaran kitat
tak dapat meminta pihak bank
berikan spesifikasinya hutang orang lain.
Sesudah ada sikap
hubungan kerja dari debitur ajaklah debitur
buat meminta
terhadap pihak bank
uraian kreditnya
Sesudah mengetahui
spesifikasinya hutangnya kita
mampu meminta appraisal independent (
team penilai property)
buat tentukan harga rumah tersebut.
Apabila selisih hasil penilaian pihak appraisal
& gede sisa hutang pokoknya
pass akbar sehingga properti tersebut
pantas ditindak lanjuti.
Tata Cara : Hasil penilaian appraisal
pada rumah tersebut
tak boleh
ketahuan oleh debitur.
Cuma kita
& Tuhan saja
yg boleh tahu.
Dalam kasus Pak Oyot
di atas tadi,
sesudah 5
thn mencicil
pasti hutang pokoknya
menyusut.
Di Samping itu harga rumahnya
serta telah naik. Anggap saja sisa hutang pokoknya tinggal 200jt sedangkan harga properti tsb
kala ini mjd 550jt.
Sehingga ada selisih
yg pass lebar disini.
Jikalau Pak Oyot bersikeras
jual rumahnya
bersama harga pasar,
pasti perlu proses lama
utk menjualnya. Keburu dilelang.
Namun kita
pula tak boleh semena-mena menekan debitur demi keuntungan pribadi. Tanyakan saja apa
angan-angan pak Oyot dalam proses ini. Di alusin dikit coii.., pendekatannya..
Dalam
keadaan tak ada pilihan
rata-rata debitur
dapat pass bahagia
seandainya dirinya dapat meraih “cash back” atas rumahnya tersebut
Anggap saja pak Oyot
perlu “cash back” 100jt atas rumah tersebut
sehingga kita
dapat membeli rumah senilai 550jt
cuma bersama harga 300jt saja!
Kalo
dapat Pak Oyot kita ajak bernegosiasi
utk menurunkan harapannya itu. Sambil ingatkan lagi
berkenaan resikonya
kalau hingga lelang.
Menjadi kuncinya disini bukan
berkaitan berapa harga rumah
yg bakal kita beli
namun berapa
tunai back
yg di harapkan debitur.
Kalau Pak Oyot
terlampaui serakah kita tinggalkan saja. Sampaikan
kepada dia lebih baik kita beli di lelang saja.
Mampu lebih murah.
Yang Merupakan orang awam
kebanyakan Bank membodohi pak Oyot
bersama kewajiban
terlampaui tinggi
yg mesti dibayarkan oleh pak Oyot
Bank
tak dapat pula merta memotong bunga
& denda hutang pak Oyot
tidak dengan adanya negosiasi.
Utk kasus pak Oyot tersebut
barangkali kewajiban
yg mesti dibayarkan
jadi se gede 350jt (hutang pokok + bunga berbunga + denda)
Sesudah ada kata sepakat barulah kita
dgn pak Oyot menghadapi bank
buat berjuang menghapus bunga
& denda. Kita ajarkan
terhadap Pak Oyot
utk menyampaikan terhadap pihak bank bahwa
cuma ingin jual rumahnya
jikalau bank bersedia menghapus
semua bunga
& denda
Dari penuturan para ahli
yg baik hati.
Senantiasa berjalan proses negosiasi
yg sengit
bersama pihak bank
terhadap step ini… kayak duel bola Indonesia Vs Malaysia…saling tekel, sikat
& sikut coiii…
Asalkan
kamu tahu betul kelemahannya
tentulah menang dalam negoisasi tersebbut,
lantaran betapa beratnya bank
kalau mesti masuk proses lelang
Kunci negosiasi : “Selama kita
tak takut kalah
sehingga kita
dapat tidak jarang menang”
Kalau kita takut kalah
sehingga kita
bakal senantiasa mengalah” beuhhh.. itu teknik para negosiator ulung..
Sampaikan
pun terhadap pihak bank
efek seandainya hingga masuk proses lelang. Sampaikan
tak ada orang
yg ingin beli
terhadap lelang
perdana & sampaikan
juga bahwa bagaimanapun kita
bakal konsisten sanggup membeli rumah tersebut
tetapi terhadap lelang
ke-2,
di mana bank
pasti bakal rugi
akbar
Rata Rata sih pihak bank
bakal membantah kita.
Tapi percayalah sesungguhnya mereka takut
pula. Ini
cuma sektor dari teknik negosiasi
Menjadi kuncinya disini
ialah kebolehan kita bernegosiasi
bersama pihak bank
& meyakinkan pak Oyot
utk mempercayai kita.
Nyaris seluruh properti para ahli
semua didapatkan denga
kiat ini. Ada property senilai 3,3M
yg dibeli seharga 1,7M
bersama trik mirip seminggu
sesudah didapatkan properti tersebut
dipasarkan dengang iklan seperti ini :
“Jual Rugi! Rumah kost2-an senilai 3,3M
cuma seharga 2,5M. BU banget, terbelit hutang!”
Alhasil
cuma dalam 2
pekan rumah tersebut terjual seharga 2,5M
tidak dengan nego.
Seluruh suka!
Makin tinggi harga property
yg kita incar,
makin akbar serta selisih atau potensi untung
yg kita
temukan
Bahhh.., itu kan
cuma dapat dilakukan orang
tajir saja,
gimana bersama mereka
yg tak punyai duit tunai? Siapa bilang
mesti gunakan duit tunai
Proses pembelian rumah
credit tertunda ini
sanggup dilakukan
bersama KPR dari bank lain. Istilahnya “Take over credit” coiiii paham…???
Siapapun
mampu melakukannya.
Pass bersama aset ilmu ini kita
mampu hidup denga
pass patut.
Tetap ingin menjadi karyawan?
Terlebih menjadi karyawan
Televisi Pay bukan
yg lain itu…upssss…!!
Penduduk mesti tahu bahwa bank sekalipun
tak boleh menyita jaminan.
Mesti lewat pengadilan
lantaran sita marita itu masuk dalam hukum perdata.
Tetapi seringnya bank nakut-nakuti
dgn mengirim
beberapa orang kayak gorilla ke rumah, ingat
& jangan sampai takut
apabila ada
perbuatan yg merugikan kita dari para gerombolan gorilla itu
sehingga laporkan
kepada yg berwajib
lantaran aksi merugikan itu
telah masuk dalam ranah hukum pidana.
Mudah-mudahan tulisan ini
bermanfaat bagi pembaca sekalian
biar jadi modal aku kelak di sorga…hahahahaha… Amien..